Ribuan tahun lalu, di suatu malam Ibrahim bermimpi sedang menyembelih anaknya yang masih kecil bernama Ismail. Jiwa kenabiannya yakin bahwa mimpi tersebut adalah wahyu dan perintah Allah, maka wahyu yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Ibrahim dan juga Ismail.
Sebagai ayah yang sudah lama menantikan kehadiran seorang putera sebagai ahli waris dan penerus keturunannya, tiba-tiba harus rela untuk dijadikan qurban dan harus disembelih oleh tangannya sendiri demi menjalankan perintah Allah padanya.